Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

warna kehidupan


Warna Kehidupan

Saat mentari kembali keperaduannya
Tertatap indah lukisan senja
Burung-burung terbang membawa cinta
Melintasi indah kuningnya merah

Dalam alunan sang jingga warna
Terdengar merdu suara cerita
Bahagia ku adalah hidup dalam kasihmu
Sedihku adalah hilang dari pangkuanmu

Sinar matamu begitu tajam menatapku
Menembus bersarang dalam ruang rinduku
Kata-katamu selalu terdengar dalam indah senandungku
Merahku adalah semangat untuk bersamamu

Kini sayap-sayap keindahan itu telah patah
Hanya gelak tawa kerapuhan menuntut jiwa
Tapi semangat itu begitu putih membangkitkan ku
Menghapus semua hitam dalam kisah itu

Kini kebahagiaan sedikit menghampiri
Memberikan warna yang begitu suci
Menggenggam erat cahaya hati
Dalam nyanyian sang maha dewi

Anto exroly,November 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pencarian

Pencarian

Akan kah kutemukan cinta di dalam kebencian
Akankah kutemukan kebahagiaan di dalam penderitaan
Akan kah kutemukan tawa di dalam tangisan dan kesedihan
Akan kah semua itu aku temukan dalam usiaku yang tinggal menghitung hari

Aku sudah lelah bertualang dalam dunia fanamu
Ku cari seberkas cahaya cinta darimu
Namun yang ku dapat hanya kehampaan
Karena tak ku temukan semua itu

Ku lewati pegunungan,lautan,dan lembah-lembah
Namun semua itu tak kunjung ku temukan
Hati ini telah lelah jiwa ini telah rapuh
Tuhan aku ingin pertolonganmu

Ulurkan tanganmu kepaskan sayapmu
Datang dan jemputlah diriku
Menemani orang-orang yang terdahulu
Aku ingin bahagia bersama mereka

Di dalam surga yang indah
Ku ingin berbagi canda tawa bersama mereka
Meskipun di dunia tak ku temukan kebahagiaan
Namun di kehidupan akhir semua akan kugapai

Anto exroly,desember 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Atas Nama Cinta

Atas Nama Cinta
Anto Exroly,14 Juni 2012

Beribu cara telah aku lakukan untuk mendekatimu
Namun beribu cara pula engkau berusaha menjauhiku
Apakah salah bila aku mencintaimu
Apakah aku salah ingin memberikan sekeping hati ini agar bisa menyatu denganmu

Hanya satu keinginanku sebelum ajal menjemput
Dan kematianku menyeretku dalam ruang gelap
Berikanlah aku sedikit kesempatan untuk  untuk mencintaimu
Agar nanti aku bisa tenang walau tanpa dirimu

Dan jika nanti aku telah pergi jauh
Apakah ada sesal dihatimu setelah kepergianku itu
Pakah ada tetesan air matamu untukku
Untuk yang terakhir kali
Sebelum butiran tanah menghimpit tubuh yang kaku

Hanya karena atas nama cinta lah aku masih bisa bertahan
Atas nama cinta aku selalu berharap bias memilikimu
Walaupun pada akhirnya dirimu tetap tak memberi ruang untukku
Namun sebuah kebanggaan bagiku adalah berjuang atas nama cinta

Dan pada akhir cerita penantianku
Aku benar-benar tak bisa memilikimu
Sampai nafas ini terhenti
Dan kematian benar-benar membawaku

Anto exroly,14 juni 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

puyang titai

Puyang Titai
    Alkisah pada dahulu kala ada dua orang kakak beradik,yang mana di ketahui dari orang tua desa nama sang adik tersebut adalah Titai (Puyang Titai),suatu hari sang kakak berkeinginan untuk mengembara ke suatu tempat yang mana di tempat itu kelak dia berharap bisa mendapatkan semua keinginannya. Kehidupan yang baru,suasana yang baru, dan bahkan bertemu dengan orang-orang baru. Sebelum dia ingin mewujudkan impiannya itu,pada malam harinya dia mulai berkemas menyiapkan seluruh kebutuhannya dalam perjalanan mengembara nanti tanpa ada satu pun yang terlupakan,karena dia tahu perjalanan yang ditempuhnya nanti cukup jauh dan membutuhkan waktu yang begitu lama, belum lagi di tambah dengan medan perjalanan yang cukup menantang serta bahaya yang menghadang,jadi semuanya harus di persiapkan dengan benar-benar lengkap,dia sendiri belum tahu mau mengembara kemana dan perjalanannya nanti seperti apa,tidak lupa pula Titai pun ikut serta dalam persiapan kakaknya itu. Setelah semuanya dirasa sudah cukup, sang kakak pamit dengan Titai atas kepergiannya itu,”adikku besok kakak akan pergi mengembara,tapi kakak juga belum tahu hendak kemana perjalanan kakak ini,kakak hanya mengikuti naluri dan kata hati,”
Titai menjawab “iya kakak,tapi apa bila nanti keinginan kakak sudah terpenuhi,maka segerahlah pulang” sang kakak hanya menganggukkan kepalanya tanda dia menuruti apa yang di katakan oleh Titai.
    Tidak beberapa lama sang kakak pergi ke dapur dan mengambil sebuah kelapa yang sudah terlebih dahulu di kupas kulitnya,lalu dia kembali lagi ke depan dengan membawa sebuah kelapa dan sebuah golok,Titai bingung apa yang akan dilakukan sang kakak dengan kelapa tersebut,tidak beberapa lama kemudian sang kakak membelah kelapa tersebut dengan golok sehingga kelapa itu menjadi dua bagian. Kemudian sang kakak kembali berkata “adikku apabila nanti kakak tidak pulang ke desa ini lagi dan kamu ingin mencari diriku, maka bawalah kelapa ini,yang sebagian lagi akan aku bawa mengembara, sebab apabila kita bertemu nanti kelapa itu akan menjadi bukti bahwa kamu benar-benar adikku”
“iya kakak,dan kakak harus berhati-hati dalam perjalanan nanti,jangan lupa selalu ingat kepada sang maha pencipta“jawab Titai. Hari yang di tunggu telah tiba,sudah waktunya sang kakak meninggalkan desa talang kenidai untuk mewujudkan impiannya itu,dengan perlahan tapi pasti langkah itu mulai beranjak meninggalkan halaman rumah. Titai hanya bisa melihat kepergian kakaknya tersebut meninggalkan kampung halaman,Titai tidak mungkin melarang sang kakak yang mempunyai keinginan kuat untuk mengembara,Titai tidak mau melihat sang kakak kecewa karena dia melarang keinginan sang kakak.
    Setelah kepergian sang kakak kini Titai hanya tinggal sendirian di rumah yang terpencil itu,baik siang maupun malam dia hanya sendiri melalui waktu-waktu itu,Titai tidak pernah mendengar kabar sang kakak apakah dia masih hidup atau sudah tiada,Titai hanya bisa berdo’a kepada sang maha pencipta semoga kakaknya tersebut selalu di lindungi dari mara bahaya yang selalu mengancamnya,disisi lain setelah perjalanan yang cukup jauh melewati lembah,gunung,sungai,sampai lah sang kakak ke suatu desa yang sekarang dikenal dengan Semidang Alas Maras,benar saja disana dia menemukan orang-orang baru serta suasana yang baru pula,dia sangat senang tinggal di desa tersebut sebab apa yang dia inginkan semua ada disana,dia di terima dengan baik di desa tersebut berkat keramahan dan kebaikan hatinya,dia sangat cepat bisa berintraksi dengan penduduk setempat.
Titai sangat rindu dengan kakaknya yang tidak pernah terdengar lagi dimana keberadaannya, hampir setiap malam dia selalu memikirkan bagaimana caranya supaya bisa bertemu lagi dengan sang kakak yang telah lama pergi itu. Titai memutuskan akan menyusul kepergian sang kakak,dan apabila sudah ketemu nanti dia akan mengajak sang kakak pulang kerumah mereka lagi seperti layaknya dahulu waktu mereka masih bersama,Titai mulai menyiapkan perlengkapan persis seperti yang dilakukan kakaknya waktu pertama kali mau mengembara, mulai dari makanan serta senjata sebagai pelindung dirinya apabila dalam perjalanan nanti ada bahaya yang mengancam,dan tidak lupa pula Titai membawa bagian kelapa yang pernah di amanatkan oleh kakakya dahulu. Semua perlengkapan sudah selesai di persiapkan kini saatnya Titai melangkahkan kaki meninggalkan rumah dan kampung halaman yang telah di diami selama bertahun-tahun,namun apa hendak di kata dia harus meninggalkan tempat itu demi untuk mencari sang kakak yang telah lama pergi itu.
    Setelah beberapa hari Titai melakukan pencarian,dia belum menemukan tanda-tanda keberadaan kakaknya di tempat yang telah dia lewati sebelumnya,tapi meskipun begitu,tidak mengurangi sedikitpun semangat untuk menemukan sang kakak,dia melewati hutan rimba dan tidak jarang pula dia bertemu dengan binatang buas,yang setiap saat bisa mengancam keselamatannya,dalam perjalanan itu dia tidak menemukan satu orangpun manusia,lalu dia berfikir kalau seperti ini bagai mana bisa menemukan kakak,karna tidak ada orang untuk bertanya,kemudian dia mengganti jalur perjalanan dengan menelusuri aliran sungai,dia yakin dengan begitu pasti bisa menemukan seseorang untuk bertanya.dengan keyakinan itulah dia memutuskan untuk menelusuri pinggiran sungai,setelah beberapa hari seperti biasanya dia belum juga menemukan satupun orang di sepanjang aliran sungai, namun itu tidak membuatnya putus semangat sedikitpun,dia terus melanjutkan perjalanan dengan keyakinan yang begitu kuat,dan tidak beberapa lama dia melihat ada seseorang yang lagi mencari ikan di sungai tersebut,tanpa mengulur waktu Titai langsung mendekati orang yang sudah tidak tergolong muda lagi,”pak saya mau tanya,apakah di dekat sini ada sebuah desa ?” tanya Titai kepada orang itu
“iya benar,disini ada sebuah desa dan tempatnya di balik hutan itu” jawab orang itu dengan begitu ramah. Tanpa mengulur-ulur waktu Titai langsung menuju desa yang di bilang orang di pinggiran sungai tersebut,setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dari sungai tiba lah Titai di sebuah desa yang di maksud orang itu tadi,disana dia menemukan banyak orang yang sangat ramah,dan menyapa dengan tutur kata yang begitu halus,tidak lama kemudian Titai melihat ada penduduk yang sedang mengadu ayam yang merupakan kebiasaan di desa tersebut,sekaligus budaya dan hiburan di desa itu.
    Tiba-tiba di tengah keramaian itu dia melihat sosok yang sepertinya sudah kenal sebelumnya,tapi dia tidak tahu siapa orang itu setelah beberapa lama dia berusaha mengingat,dia yakin bahwa orang itu adalah kakaknya yang selama ini dia cari-cari,namun Titai masih sedikit ragu untuk mendekati dan mengungkapkan kata-katanya kepada orang itu,tiba-tiba dia baru ingat dengan bagian kelapa yang di bawanya dari desanya,Titai mendekati orang itu dan berkata “kakak ini aku Titai yang tidak lain adalah adikmu”
“tidak mungkin kamu adikku,adikku tidak mungkin sampai kesini sebab desa ini sangat jauh dari Talang Kenidai” jawab orang itu
“baiklah kalau kamu tidak percaya,kamu masih ingat dengan kelapa yang dulu kamu bagi dua,? Dan sekarang mari kita satukan kedua bagian itu” pinta Titai
Dan ternyata kedua bagian kelapa tersebut menyatu dengan sangat cocok,saat itulah dia baru yakin bahwa yang berada di hadapannya sekarang adalah Titai adiknya. Setelah melepas rindu sang kakak mengajak Titai berteduh di tempat tinggalnya,setelah beberapa minggu bertemu Titai bermaksud mengajak sang kakak pulang ke desa mereka di Talang Kenidai,namun sang kakak menolak ajakan Titai untuk pulang kedesa mereka sebab dia sudah sangat senang di tempat ini. Mendengar jawaban dari sang kakak yang tidak mau pulang,Titai pun memutuskan tidak akan pulang kedesa meraka di Talang Kenidai,dan dia pamit kepada sang kakak untuk mencari tempat tinggal yang jauh dari kakaknya,sang kakak pun menyetujui permintaan Titai. Titai mulai melangkahkan kakinya meninggalkan desa tempat kakaknya tinggal itu,dia kembali menelusuri pinggiran sungai seperti pada waktu dia melakukan pencarian terhadap kakaknya,dan setelah melewati perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan,sampailah Titai di sebuah desa yang bernama Talang Sidip,dan sekarang talang sidip terletak di Kecamatan Seginim,Kabupaten Bengkulu Selatan,Provinsi Bengkulu. Di tempat itu Titai tinggal dan menetap,suatu hari Titai turun kesungai dan mencuci lantung dan tiba-tiba dia melihat beribu-ribu ikan mendekati dirinya lalu menggigit kulit lantung yang masih di pegang oleh Titai tersebut,lalu Titai berkata “kalau seperti ini terus, sampai anak cucuku nanti bisa hidup di desa ini tanpa merasa kekurangan” betapa tidak di desa itu memiliki tanah yang subur dan aliran sungai yang banyak di huni beribu-ribu ikan.
    Setelah beberapa lama tinggal di desa itu Titai memiliki dua orang anak yaitu Puyang Negarau dan Puyang Beteri,dengan berjalannya waktu kini usia Titai sudah sangat tua dan mungkin tidak lama lagi dia akan menghadap sang maha pencipta,benar saja pada suatu hari terdengar kabar bahwa Titai meninggal dunia, kabar itu tersebar dengan sangat cepat ke desa-desa lain. Penduduk desa merasa sangat kehilangan dengan kematian Titai,kemudian jasad Titai di makamkan di desa tersebut,di pemakaman khusus dan jauh dari tempat pemakaman penduduk. Setelah kematian Titai kini desa itu di pimpin oleh Puyang Negarau dan Puyang Beteri sebagai pendamping yang tidak lain adalah adiknya sendiri,tapi pada waktu itu terjadi peperangan yang sangat hebat yang di lakukan oleh penduduk Basemah,hampir setiap hari Puyang Negarau berperang melawan penduduk basemah itu dan melindungi desa. Melihat keadaan itu Puyang Beteri merasa perihatin,dan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong sang kakak,karena dia sadar bahwa dia hanyalah seorang perempuan dan tidak mungkin ikut dalam peperangan itu,Puyang Beteri hanya bisa berdo’a kepada sang maha pencipta supaya bisa memberikan pertolongan,dan akhirnya sang maha pencipta mengabulkan do’a Puyang Beteri dengan menurunkan beruang dari matahari yang suaranya bisa membuat orang tidak sadarkan diri apa bila berniat jahat menghancurkan desa itu. Dan pada akhirnya desa itu aman dari peperangan berkat pertolongan beruang sahabat dari Puyang Beteri. Dengan berjalannya waktu Puyang Negarau dan Puyang Beteri meninggal di desa itu dan di makamkan di desa itu juga. Sedikit bocoran katanya Puyang Titai itu orangnya kecil memakai pakaian seperti kiyai dan katanya dia termasuk keturunan dari Sipahit Lidah (Serunting Sakti).

Tamat

Narasumber:
1.    Yulman Desa Sindang Bulan (jemaring)
2.    Salinudin Desa Talang Sidip (Tanjung Menang 1)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

asal mula desa jemaring

Asal Mula Dusun jemaring/sindang bulan

    Pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara yang sangat senang mengembara,dia berjalan melewati lautan,hutan,dan gunung-gunung. Pemuda itu mengembara dari satu desa ke desa satunya lagi. Dia berjalan waktu malam, siang, hujan, panas, namun semua itu tak sedikitpun mengurangi semangat pengembaranya,karena dalam diri pemuda tersebut tertanam jiwa pengembara sejati.
    Menurut para orang tua desa,diketahui nama pemuda tersebut adalah jemaring,jemaring adalah seorang pemuda yang sangat suka sendiri dalam mengembara,itu dapat dilihat setiap kali dia menjejakan kaki ke suatu tempat atau desa dia selalu sendiri tanpa seorang pendamping atau pengikut. Namun meskipun demikian,jemaring terkenal ramah dan pintar bergaul dengan penduduk desa yang di tempati,dia tidak mempunyai tempat yang tetap sebagai tempat istirahatnya. Namanya juga pengembara tentunya tidak ada tempat yang tetap untuk dirinya beristirahat.
    Jemaring beristirahat apabila dia merasa letih atau ada penduduk yang sengaja mengajaknya bermalam di desa mereka,tidak jarang jemaring di jamu dengan makanan yang mewah oleh penduduk,jemaring sangat dihormati oleh penduduk desa karena keramahan dan keluhuran budi jemaring,namun dia tidak bisa lama-lama tinggal di desa itu karena dia harus melanjutkan perjalanan ke desa selanjutnya lagi. Dalam perjalananya dia tidak pernah mengalami rintangan yang berat,karena alam,penduduk,dan hewan-hewan sangat bersahabat dengan dirinya. Hari telah berganti minggu,minggu berganti bulan,dan bulan pun berganti tahun namun jemaring tetap saja sendiri dalam mengembara,dia belum juda mempunyai pendamping apa lagi seorang anak untuk meneruskan pengembaraannya.
    Waktu terus berjalan,sampai sekarang jemaring belum juga mengakhiri pengembaraannya dia tetap berjalan mengikuti naluri hati,kini usia jemaring sudah tidak tergolong muda lagi rambut sudah mulai memutih,dan kulit sudah mulai mengeriput,tubuh yang dulu terlihat gagah,tegap, namun kini sudah mulai membungkuk. Meskipun begitu dia tidak pernah ingin berhenti mengembara,sampat suatu saat dia menjejakkan kakinya ke suatu desa yang masih sedikit sekali penduduknya,desa itu hanya mempunyai beberapa kepala keluarga,dan desa itupun belum mempunyai nama. Penduduk desa menerima kedatang jemaring dengan gembira,tapi meskipun penduduk desa menerima kedatangannya dengan baik,tetap saja dia merasa enggan tidur di dalam rumah penduduk,dia lebih senang menyendiri di dalam hutan. penduduk desa tidak bisa memaksa jemaring untuk tinggal dirumah mereka.
    Pada suatu saat,jemaring menghilang entah kemana tidak ada satupun penduduk desa mengetahui kemana kepergian jemaring tersebut. Penduduk desa mencoba mencari jemaring ke sebuah bukit kecil di tengah hutan,namun tetap saja mereka tidak menemukan jemaring,dan tiba-tiba ada seorang penduduk menemukan jejak kaki dan sebuah batu gepeng,penduduk yakin jejak kaki dan batu itu adalah milik jemaring,para penduduk menandai jejak kaki itu dengan dua buat batu yang di letakkan di kedua sisinya,yaitu depan dan dan belakang sehingga jejak kaki itu menyerupai sebuah makam. Senja telah menutup hari penduduk kembali ke desa mereka,pada malam itu seorang pemimpin desa mengajak penduduk bermusyawarah untuk menentukan nama desa mereka,mengingat jemaring sudah pernah menjejakkan kakinya ke desa mereka,penduduk sepakat kalau desa mereka di beri nama jemaring,tentunya mereka semua setuju dengan nama itu. Dan mulai saat itulah desa tersebut dikenal dengan nama jemaring,namun sayang semenjak hilangnya jemaring,bukit itu terkenal angker dan sering terlihat sosok anak kecil yang sering mengganggu mereka,dan sampai sekarang bukit kecil itu masih terkenal angker. Desa jemaring terletak di kecamatan Seginim,Kabupaten Bengkulu Selatan,Provinsi Bengkulu.



Tamat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS